Usaha akan Menghasilkan Kesuksesan yang Besar

Senin, 08 Oktober 2012

Landasan Religius dalam Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling


BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Permasalahan

Setelah memahami pengertian bimbingan dan konseling pada materi sebelumnya, kami dalam makalah ini akan menguraikan salah satu hal yang menjadi landasan pelayanan bimbingan dan konseling.
Landasan bimbingan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan fondasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fondasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula pada layanan bimbingan konseling , apabila tidak didasari oleh fondasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien) atau siswa
Pada makalah ini landasan yang akan kami bahas adalah  Landasan Religius. Landasan religius masih berbicara tentang manusia, tetapi khusus dikaitkan pada aspek-aspek keagamaan. Pemuliaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang menjadi fokus pembahasan.
2.  Rumusun Masalah
- Bagaimanakah implikasi Landasan Religius dalam bimbingan dan konseling?
3.  Tujuan
- Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman/ pengetahuan tentang Landasan Religius yang digunakan dalam bimbingan dan konseling dan implikasinya terhadap penerapan BK itu sendiri.
4.  Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
a.       Mahasiswa dapat mengetahui tentang Landasan Religius dalam bimbingan konseling.
b.      Mahasiswa dapat mengetahui pelaksanaan  Landasan Religius dalam praktek  sehari-hari.









.






BAB II
PEMBAHASAN

A.  LANDASAN  RELIGIUS  DALAM  BIMBINGAN  DAN  KONSELING
 Landasan Religius
Agama (Religion) berasal dari kata Latin “religio”, berarti “tie-up”. Dalam bahasa Inggris, Religion dapat diartikan “having engaged ‘God’ atau ‘The Sacred Power’.
Secara umum di Indonesia, Agama dipahami sebagai sistem kepercayaan, tingkah laku, nilai, pengalaman dan yang terinstitusionalisasi, diorientasikan kepada masalah spiritual/ritual yang diterapkan dalam sebuah komunitas dan diwariskan antar generasi dalam tradisi.
                Ditegaskan pula oleh Moh. Surya (2006) bahwa salah satu tren bimbingan dan konseling saat ini adalah bimbingan dan konseling spiritual. Berangkat dari kehidupan modern dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan ekonomi yang dialami bangsa-bangsa Barat yang ternyata telah menimbulkan berbagai suasana kehidupan yang tidak memberikan kebahagiaan batiniah dan berkembangnya rasa kehampaan. Dewasa ini sedang berkembang kecenderungan untuk menata kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual. Kondisi ini telah mendorong kecenderungan berkembangnya bimbingan dan konseling yang berlandaskan spiritual atau religi.
Melalui pendekatan agama seorang konselor akan mampu mengatasi permasalahan apapun yang dihadapi klien/siswanya. Karena agama mengatur segala kehidupan manusia, seperti mengatur bagaimana supaya hidup dalam ketentraman batin/jiwa atau dengan kata lain bahagia di dunia dan akherat.







Pemahaman agama di sekolah sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik, karena pendidikan agama mempunyai dua aspek penting yaitu :

Ø  Aspek pertama dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada jiwa atau pembentukan kepribadian.
Ø  Aspek kedua dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada pikiran atau pengajaran agama itu sendiri.

Ada beberapa peran agama dalam kesehatan mental, antara lain :
1. Dengan agama dapat memberikan bimbingan dalam hidup
2.  Aturan agama dapat menentramkan batin.
3.  Ajaran agama sebagai penolong dalam kebahagiaan hidup
4. Ajaran agama sebagai pengendali moral
5. Agama dapat menjadi terapi jiwa
6. Agama sebagai pembinaan mental








Dalam landasan religius BK diperlukan penekanan pada 3 hal pokok :
  1. Manusia sebagai Mahluk Tuhan
Manusia adalah mahluk Tuhan yang memiliki sisi-sisi kemanusiaan. Sisi-sisi kemanusiaan tersebut tidak boleh dibiarkan agar tidak mengarah pada hal-hal negatif. Perlu adanya bimbingan yang akan mengarahkan sisi-sisi kemanusiaan tersebut pada hal-hal positif.

2.       Sikap Keberagamaan
Agama yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat menjadi isi dari sikap keberagamaan. Sikap keberagamaan tersebut pertama difokuskan pada agama itu sendiri, agama harus dipandang sebagai pedoman penting dalam hidup, nilai-nilainya harus diresapi dan diamalkan. Kedua, menyikapi peningkatan iptek sebagai upaya lanjut dari penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat.

3.   Peranan Agama
Pemanfaatan unsur-unsur agama hendaknya dilakukan secara wajar, tidak dipaksakan dan tepat menempatkan klien sebagai seorang yang bebas dan berhak mengambil keputusan sendiri, sehingga agama dapat berperan positif dalam konseling yang dilakukan.
Agama sebagai pedoman hidup  memiliki fungsi :
a. Memelihara fitrah
b. Memelihara jiwa
c. Memelihara akal
d. Memelihara keturunan

TERAPI KEJIWAAN DENGAN PENDEKATAN AGAMA DAN KAITANNYA DALAM BIMBINGAN KONSELING

Pada diri counselee juga ada benih-benih agama, sehingga untuk mengatasi masalah dapat dikaitkan dengan agama, dengan demikian pembimbing dan konselor dapat mengarahkan individu (counselee) kearah agamanya.              
Salah satu akibat terjadinya gangguan jiwa adalah ketidakberhasilan seseorang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan primer (jasmaniah) maupun rohaniah (psikis dan sosial). Hal ini menimbulkan perasaan gelisah dan terganggunya kestabilan emosi seseorang.
Kesehatan mental adalah suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman, dan tentram. Upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara Resignasi. Para ahli jiwa (Psikolog) mengakui, bahwa taubat merupakan sarana pengobatan gangguan kejiwaan yang jitu. Karena ada sebagian orang yang dihinggapi Maniac Depresive, yang disebabkan karena adanya perasaan bersalah.
           








BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan. Landasan agama dalam bimbingan dan koseling merupakan dasar pijakan yang paling penting yang harus dipahami secara menyeluruh dan komprehensif bagi seorang konselor. Karena konselor tidak hanya sekedar menuangkan pengetahuan ke otak saja atau pengarahan kecakapannya saja tetapi agama penting untuk menumbuhkembangkan moral, tingkah laku, serta sikap siswa yang sesuai dengan ajaran agamanya. Oleh karena itu disinilah posisi keagamaan menjadi semakin penting untuk mengatasi kegelisahan-kegelisahan jiwa yang dialami setiap manusia.
Landasan agama harus diupayakan seoptimal mungkin dalam pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah. Konselor haruslah senantiasa berpijak pada landasan agama dan memberikan siraman rohani pada siswa-siswanya agar siswa tersebut memperoleh pengetahuan yang cukup sehingga menjadi suatu bekal serta menjadikan jiwa-jiwa yang kuat ketika menghadapi permasalahan kelak. Demikianlah makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua, amin.


B.     SARAN

Dalam proses Bimbingan Konseling, diperlukan yang namanya landasan religius. karena dalam setiap pemecahan masalah, landasan religius merupakan suatu pedoman dalam mengatasi masalah kliennya atau individu.









DAFTAR ISI


            KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
BAB I
            PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang…………………………………………………………….….1
B.     Rumusan Masalah…………………………………………………………….1
C.     Tujuan………………………………………………………………………...1
D.    Manfaat……………………………………………………………………….2

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Landasan Religius Dalam Bimbingan dan Konseling…………….…………3-6

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………7

DAFTAR PUSTAKA









DAFTAR PUSTAKA

           
Sumber Bacaan :

            Sudrajat, Akhmad, M.Pd., 2008, Landasan Bimbingan dan Konseling.

            Daradjat, Dr. Zakiyah, 1990, Kesehatan Mental, CV. Haji Masagung, Jakarta.
……………………,1995, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental”, CV. Haji Masagung, Jakarta.
Jalaludin, 2004, Psikologi Agama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja.
Abdul Rahman Saleh,Muhbib Abdul Wahab. 1999 . Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam






3 komentar: